Sabtu, 14 September 2013

Konflik Tim

Bacaan: Galatia 5:22-26

Tetapi buah Roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan ... - Galatia 5:22

Membangun sebuah tim yang solid memang bukan hal yang mudah. Itu berarti kita harus menyatukan visi, misi, dan tujuan secara bersama-sama dengan latar belakang kita yang masing-masing berbeda. Tak heran kalau dalam sebuah tim ada kalanya diwarnai dengan konflik. Tak ada tim yang tanpa konflik, kalaupun ada itu adalah tim yang sudah mati! Dan menurut hemat saya, sebuah konflik tak kan bisa dihindarkan. Konflik dalam tim memang bukan dihindari, tapi untuk dibicarakan bersama dan dicari jalan keluarnya tanpa harus mengorbankan kebersamaan dalam tim itu.

Mengharapkan sebuah tim tanpa pernah mengalami konflik adalah sama seperti kita mengharapkan hubungan suami istri tanpa pernah ada keributan sekecil apapun juga. Bukankah dalam sebuah kehidupan rumah tangga, sekalipun kita tak menginginkan adanya keributan dan perselisihan, toh kita tetap mengalaminya juga? Demikian ini berlaku dalam sebuah tim. Konflik dalam sebuah tim adalah hal yang biasa jika dalam tahap-tahap yang wajar, namun akan menjadi tidak wajar kalau konflik itu tidak terselesaikan dan muncul konflik-konflik berikutnya yang semakin menggoncangkan kebersamaan tim tersebut.

Tujuan saya berbicara tentang hal ini hanya satu, yaitu supaya kita jangan kaget atau merasa frustasi kalau melihat tim kita sedang mengalami konflik. Itu bukan indikasi kalau tim kita sedang sakit parah dan hampir bubar. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengatasi konflik itu dan mempertahankan keutuhan tim, bahkan dengan adanya konflik itu maka tim kita akan semakin memahami satu dengan yang lain dan makin solid saja.

Tidak ada konflik yang tak bisa diselesaikan, selama kita ijinkan kasih bekerja di tengah-tengah kita. Biarkan damai sejahtera Allah yang mengontrol hidup kita. Miliki cukup kesabaran menghadapi orang-orang yang berbeda latar belakang atau pandangan dalam satu tim. Pancarkan kebaikan. Pertahankanlah kebersamaan dengan kesetiaan, walau sedang mengalami konflik. Dan yang terakhir, usahakanlah agar kita memiliki pengendalian diri sehingga kita tak melakukan sesuatu yang akhirnya merusak kebersamaan. Selama kita memiliki semangat tim, sebuah konflik tak akan bisa menghancurkan tim.

Pastikan Anda mengembangkan buah Roh jika saat ini Anda sedang mengalami konflik dengan rekan dalam satu tim Anda.

ALLAH Tidak Pernah Bermain Dadu

Bacaan: Yeremia 1:1-19

Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau.- Yeremia 1:4


“Allah tidak pernah bermain dadu.” demikianlah Albert Einstein pernah berujar. Sungguh menarik mendengar perkataan Einstein ini. Mengapa? Karena kita seringkali berpikir bahwa sebagian besar kehidupan kita terjadi secara kebetulan. Keberadaan kita di dunia ini karena kebetulan ada pertemuan antara sperma dan ovum. Warna kulit dan tipikal rambut kita menjadi seperti sekarang ini karena kebetulan terlahir dari ras tertentu. Bakat dan potensi yang kita miliki juga karena kebetulan kita terlahir dari keluarga seni. Kita hidup enak karena kebetulan terlahir dari keluarga berada. Kita memiliki penampilan fisik yang bagus karena kebetulan orang tua kita juga memiliki penampilan fisik yang bagus.
Sebaliknya kita merenungi nasib yang malang karena mungkin terlahir dari keluarga yang berantakan. Atau merasa keberadaan kita di dunia ini sebenarnya tak direncanakan oleh orang tua kita, kita lahir karena “kecelakaan”. Menyesal mengapa secara kebetulan kita adalah anak yang dibuang dan bukan diterima, kita terlahir dari keluarga miskin dan bukan kaya.
Tuhan tidak pernah menjadikan kita karena kebetulan. Tuhan tidak pernah menjadikan kita karena untung-untungan layaknya seorang yang bermain dadu, menyerahkan nasib di tangan guliran dadu. Sesungguhnya Tuhan sudah merencanakan semuanya tentang kita dengan begitu jelas, detail bahkan Ia memiliki alasan khusus mengapa menciptakan kita. Tuhan sudah memikirkan kita jauh sebelum Ia menciptakan dunia ini, bahkan memikirkan apa yang terbaik bagi kita. Ia memikirkan kita terlahir dengan warna kulit seperti apa dan dari pohon keluarga yang mana. Ia sudah merancang kita dengan sangat spesifik!
Kita ada karena suatu alasan. Kita memiliki penampilan fisik seperti ini karena suatu alasan. Kita memiliki bakat dan potensi yang luar biasa karena suatu alasan. Sebaliknya, ketika kita hidup dalam penderitaan itu juga karena suatu alasan. Pikirkanlah ini, jika untuk menjadikan kita saja Tuhan sudah merencanakan jauh sebelum dunia ini ada. Masakan Ia menjadikan kita asal-asalan saja? Tentu tidak, Ia punya tujuan yang jelas bagi kita di dalam hidup ini. Kita ada bukan karena kebetulan, tetapi karena rencana Tuhan. Keberadaan kita sekarang ini bukan karena guliran dadu, tapi karena sebuah tujuan ilahi yang harus kita genapi.

Menerima kenyataan, termasuk hal yang pahit sekalipun sebagai bagian dari rencana Allah.

Hidup Oleh Roh

Bacaan: Galatia 2:19-20

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melain kan Kristus yang hidup di dalam aku.- Galatia 2:20



Apakah yang dimaksudkan oleh Paulus ketika ia mengatakan bahwa “bukan lagi aku yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku?” Beberapa ajaran agama tertentu mengajarkan meditasi untuk mengosongkan pikiran dan diri orang sendiri untuk mendapatkan pencerahan rohani. Dengan cara seperti itu mereka berusaha mematikan keinginan diri sendiri dan membiarkan Tuhan mengisi tubuh jasmani mereka. Ada juga aliran tertentu yang membenci tubuh jasmani dan menyakiti tubuh mereka sendiri supaya tabiat dosa mereka mati dan kekudusan mereka muncul. Mati secara daging yang sesungguhnya sebenarnya tentu saja bukan hanya sekedar menahan keinginan daging kita dalam waktu tertentu. Mati secara daging yang sesungguhnya adalah ketika kita dengan sadar dan pertimbangan yang masak telah memutuskan untuk lebih mentaati Firman Tuhan daripada kehendak dan keinginan diri kita sendiri.
Saat kita melatih diri untuk terus menerus taat kepada Firman-Nya, Tuhan akan menuntun kita masuk ke dalam jenis ketaatan yang teus menerus meningkat setiap harinya. Dalam tahap awal mungkin tantangan hidup kita adalah memilih melakukan perintah Tuhan atau dosa yang ditawarkan dunia. Namun dalam tahap-tahap berikutnya kita akan semakin dibawa oleh Tuhan untuk semakin mengosongkan ruang ego dalam hati kita untuk diserahkan secara total kepada-Nya.
Hal yang sama saya alami ketika suatu hari di tengah pergumulan pilihan hidup saya, melalui sebuah buku, Tuhan menantang saya untuk belajar berserah total kepada-Nya. Bila dulu saya yang membuat daftar keinginan dan rencana bagi hidup saya untuk ditandatangani oleh Tuhan, kini Ia menantang saya untuk berbuat sebaliknya. Beranikah saya menyerahkan selembar kertas kosong dengan tanda tangan saya di bawahnya dan membiarkan Tuhan yang mengisinya. Setujukah saya melakukan apapun yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan dan menyerahkan seluruh masa depan saya secara total dalam tangan-Nya. Maukah saya menjadi apapun atau siapapun yang Tuhan kehendaki untuk saya jalani. Sejenak saya merasa takut dan hanya bisa menangis. Namun dari situlah saya akhirnya bisa mengerti seperti apakah mati secara daging yang sesungguhnya dan berserah total kepada-Nya. Bagaimana dengan Anda? Beranikah Anda membatalkan rencana Anda semula untuk melakukan rencana Tuhan bagi Anda sekarang ini?

Mulai sekarang belajarlah bertanya dulu kepada Tuhan apa yang Ia ingin untuk kita lakukan. Catatlah daftar tugas itu dalam agenda Anda dan lakukanlah.

Sebuah Anugerah

Bacaan: Mazmur 50

Karena: "bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan."- I Korintus 10:26


Sadarkah kita bahwa sebenarnya memberi merupakan sebuah anugerah bagi kita? Bila kita ingat dan menyadari bahwa segala hal di dunia ini termasuk harta benda yang kita miliki sebenarnya merupakan milik Tuhan, tentunya dalam kenyataannya kita tidak akan pernah bisa memberi kepada Tuhan. Bagaimana mungkin kita bisa memberi sesuatu yang menjadi milik orang itu sendiri? Itulah sebabnya ketika Tuhan memberikan sebagian hak-Nya kepada kita supaya kita bisa memberi kepada-Nya, hal itu merupakan sebuah anugerah.
Waktu saya masih kecil, jika ada anggota keluarga di rumah yang berulang tahun, sekalipun tidak diadakan pesta besar-besaran, tetapi biasanya kami akan memberikan kado kepada orang yang berulang tahun itu. Dengan uang saku kami sebagai anak-anak yang masih bersekolah, tentu saja kami hanya bisa membeli kado yang sangat sederhana. Biasanya isi kado yang diberikan antar sesama anak-anak hampir selalu bisa ditebak : pasti isinya kaos kaki! Tapi hal yang paling tidak bisa saya lupakan adalah jika giliran ayah saya yang berulang tahun. Karena uang saku kami diberikan seminggu sekali, jika hari ulang tahun ayah jatuh di akhir minggu, kami akan menunda pemberian kado itu sampai uang saku untuk minggu depan diberikan dulu. Jelas hal itu karena uang jajan kami sudah habis. Dan lucunya setelah uang saku kami terima dan kami kumpulkan untuk membeli kado, beberapa hari kemudian ayah saya akan memberikan extra uang saku kepada kami supaya kami tetap bisa jajan. Kami senang karena bisa memberi kado untuk ayah, sekalipun sebenarnya kami tidaklah benar-benar memberi dari uang kami sendiri.
Kejadian itu mengingatkan saya akan Tuhan yang juga bersikap demikian kepada kita. Ia memberikan kesempatan kepada kita agar kita bisa seakan memberi kepada-Nya. Ia bahkan mengembalikan lagi berkat-Nya kepada kita sehingga kita bisa menerima dan memberi lagi. Sebuah siklus yang menyenangkan dari hubungan saling mengasihi yang terus menerus.
Bila hari ini Anda dan saya masih diberi kesempatan untuk bisa memberi persembahan di gereja, menolong orang-orang berkekurangan, dan banyak hal lagi dalam pekerjaan dan pelayanan-Nya, bersyukurlah untuk semua hal itu, karena itu sebenarnya merupakan sebuah anugerah!

Tanyakanlah kepada Tuhan berapa yang harus Anda keluarkan dari dompet Anda hari ini untuk diberikan kepada-Nya.

menjadi bagian dari sebuah tim

Bacaan: Yohanes 17:20-23

supaya mereka semua menjadi satu ...- Yohanes 17:21

Iseng saja saya berpikir usil, “Mengapa Tuhan tidak menciptakan kita sebagai manusia super? Mengapa Tuhan tak ciptakan kita sebagai Superman?” Bukankah mengasyikkan kalau kita semua diciptakan seperti Superman? Seandainya saja Tuhan menciptakan kita seperti Superman yang hampir-hampir bisa melakukan segala hal seorang diri saja, tentu kita tak lagi merasa membutuhkan orang lain. Manusia akan menjadi semakin egois, sombong dan tak akan pernah peduli dengan orang lain. Itu sebabnya Tuhan tidak menciptakan kita sebagai Superman, sebaliknya Ia menghendaki agar kita menciptakan Super Team.

Super team bukanlah terdiri dari orang-orang yang luar biasa, bukan juga orang-orang hebat yang serba bisa. Super team justru seringkali terdiri dari orang-orang yang punya kelemahan dan kekurangan di sana sini, namun karena mereka membentuk sebuah tim maka mereka bisa saling melengkapi kekurangan dan kelemahan yang ada. Karena bersinergi dan saling melengkapi maka jelas-jelas menjadi bagian tim adalah hal yang sangat efektif dibandingkan dengan kita berusaha untuk berdiri sendiri. Salah satu kalimat terkenal Presiden Woodrow Wilson yang tak akan saya lupakan adalah ini, “Kita seharusnya tidak hanya memakai semua otak yang kita miliki, melainkan menggunakan semua otak yang dapat kita pinjam.” Ini bisa terjadi kalau kita menjadi bagian tim!

Kita diciptakan bukan untuk berdiri sendiri. Kita diciptakan untuk menjadi bagian sebuah tim yang akan saling melengkapi. Jadikanlah diri Anda menjadi bagian sebuah tim, maka hidup Anda akan menjadi lebih efektif. Bentuklah keluarga Anda menjadi tim yang hebat, maka masalah keluarga seberat apapun pasti dapat Anda lalui bersama. Bentuklah sebuah tim yang solid di lingkungan kerja Anda, maka Anda akan mendapatkan kemajuan dua kali lipat daripada mengerjakannya sendiri-sendiri. Bentuklah tim impian Allah di gereja, saya berani memastikan bahwa suasana dan atmosfir gereja akan menjadi begitu berbeda. Kasih akan mengalir. Karunia-karunia yang pada jemaat Tuhan akan bekerja dan saling melengkapi satu dengan yang lain. Gereja Tuhan pun akan menjadi semakin kuat, sebagaimana Yesus berkata bahwa alam maut tidak akan pernah bisa menguasainya. Ini bisa terjadi karena gerejaNya menjadi tim yang hebat, itu sebabnya Yesus tak henti-henti berdoa agar gerejaNya menjadi satu. Menjadi sebuah tim!

Ambillah sebuah keputusan untuk menjadi bagian dari sebuah tim.

Perbedaan



  I Korintus 12:12-31


Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.- I Korintus 12:20

Perbedaan tak seharusnya menghalangi kita menjadi sebuah tim yang solid. Karena memang sebuah tim dibentuk atas dasar kesatuan dan bukan keseragaman. Sesungguhnya saya bersyukur di tempatkan Tuhan di sebuah gereja yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, latar belakang dan status sosial yang berbeda-beda. Komunitas yang menurut saya sangat unik karena begitu banyaknya perbedaan. Ada orang Batak, Dayak, Ambon, NTT, Jawa dan saya sendiri adalah keturunan Cina. Meski kami punya perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, tapi itu tak pernah menghalangi kesatuan dan suasana kekeluargaan di gereja kami. Dari situlah saya belajar bahwa perbedaan tak seharusnya menghalangi kita menjadi satu tim.

Tim Yesus pun unik, bahkan semakin beragam lagi. Murid Yesus ada yang dari kelompok nelayan sederhana seperti Petrus, Andreas, Yohanes, dll, namun di sisi lain ada juga murid Yesus yang berasal dari golongan terpelajar macam Yudas Iskaryot, atau Nathanael. Lebih unik lagi kalau kita menyorot murid Yesus yang bernama Simon orang Zelot. Kalau kita belajar sejarah, maka kita akan tahu bahwa orang-orang Zelot dikenal sebagai kelompok pemberontak yang anti penjajahan Romawi. Sementara itu juga Yesus mengajak Matius si pemungut cukai untuk menjadi muridNya. Dari profesinya kita tahu bahwa Matius ini bekerja untuk penjajah Romawi. Bisa bayangkan bagaimana kalau Simon yang anti penjajah duduk bersebelahan dengan Matius yang bekerja untuk penjajah? Meski latar belakang sangat bertolak belakang, tapi toh mereka jadi satu tim yang hebat.

Patut disayangkan kalau membiarkan gereja Tuhan tak bisa bersatu hanya karena sebuah perbedaan. Yang lebih menyedihkan adalah melihat kenyataan bahwa di gereja Tuhan masih juga terdapat kasta-kasta. Si kaya kumpul dengan si kaya, sementara si miskin merasa senasib sepenanggungan dengan si miskin. Si kaya terlalu gengsi kalau duduk semeja dengan si miskin, sebaliknya si miskin juga merasa minder dan tak nyaman jika bersama dengan si kaya. Mungkin tak hanya kasta yang terdapat dalam gereja, tapi disadari atau tidak kadangkala dalam sebuah gereja masih terdapat diskriminasi ras. Kiranya tulisan-tulisan ini menjadi introspeksi bagi kita, di samping itu menjadi pelecut agar kita mendobrak semua tembok-tembok yang selama ini menghalangi kita untuk bersatu. Perbedaan bukan menjadi penghalang bagi sebuah kesatuan, sebaliknya perbedaan akan memperkaya sebuah tim.

Bangunlah hubungan dengan seseorang yang memiliki kehidupan yang sangat bertolak belakang dengan Anda