Bacaan: Galatia 2:19-20
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melain kan Kristus yang hidup di dalam aku.- Galatia 2:20
Apakah yang dimaksudkan oleh Paulus ketika ia mengatakan bahwa “bukan
lagi aku yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku?” Beberapa
ajaran agama tertentu mengajarkan meditasi untuk mengosongkan pikiran dan diri
orang sendiri untuk mendapatkan pencerahan rohani. Dengan cara seperti itu mereka
berusaha mematikan keinginan diri sendiri dan membiarkan Tuhan mengisi tubuh
jasmani mereka. Ada juga aliran tertentu yang membenci tubuh jasmani dan menyakiti
tubuh mereka sendiri supaya tabiat dosa mereka mati dan kekudusan mereka muncul.
Mati secara daging yang sesungguhnya sebenarnya tentu saja bukan hanya sekedar
menahan keinginan daging kita dalam waktu tertentu. Mati secara daging yang
sesungguhnya adalah ketika kita dengan sadar dan pertimbangan yang masak telah
memutuskan untuk lebih mentaati Firman Tuhan daripada kehendak dan keinginan
diri kita sendiri.
Saat kita melatih diri untuk terus menerus taat kepada Firman-Nya, Tuhan akan
menuntun kita masuk ke dalam jenis ketaatan yang teus menerus meningkat setiap
harinya. Dalam tahap awal mungkin tantangan hidup kita adalah memilih melakukan
perintah Tuhan atau dosa yang ditawarkan dunia. Namun dalam tahap-tahap berikutnya
kita akan semakin dibawa oleh Tuhan untuk semakin mengosongkan ruang ego dalam
hati kita untuk diserahkan secara total kepada-Nya.
Hal yang sama saya alami ketika suatu hari di tengah pergumulan pilihan hidup
saya, melalui sebuah buku, Tuhan menantang saya untuk belajar berserah total
kepada-Nya. Bila dulu saya yang membuat daftar keinginan dan rencana bagi hidup
saya untuk ditandatangani oleh Tuhan, kini Ia menantang saya untuk berbuat sebaliknya.
Beranikah saya menyerahkan selembar kertas kosong dengan tanda tangan saya di
bawahnya dan membiarkan Tuhan yang mengisinya. Setujukah saya melakukan apapun
yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan dan menyerahkan seluruh masa depan saya
secara total dalam tangan-Nya. Maukah saya menjadi apapun atau siapapun yang
Tuhan kehendaki untuk saya jalani. Sejenak saya merasa takut dan hanya bisa
menangis. Namun dari situlah saya akhirnya bisa mengerti seperti apakah mati
secara daging yang sesungguhnya dan berserah total kepada-Nya. Bagaimana dengan
Anda? Beranikah Anda membatalkan rencana Anda semula untuk melakukan rencana
Tuhan bagi Anda sekarang ini?
Mulai sekarang belajarlah bertanya dulu kepada Tuhan apa yang Ia ingin untuk
kita lakukan. Catatlah daftar tugas itu dalam agenda Anda dan lakukanlah.
Sabtu, 14 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar