Mazmur 119:130
=======================
"Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh."
Punya
sepasang mata yang berfungsi baik tidak serta merta membuat kita bisa
melihat segalanya dengan baik. Ketidak-awasan karena meleng bahkan bisa
berakibat fatal. Belum lama saya membaca berita mengenai supir sebuah
bus meleng saat menyalakan rokok mengakibatkan busnya jatuh masuk
jurang. Berapa lama sih waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan rokok?
Namun meleng beberapa detik itu ternyata bisa sangat membahayakan. Dalam
banyak hal kita pun bisa meleng meski mempunyai sepasang mata yang
sempurna. Terpeleset karena tidak melihat lantai yang licin, tersandung
batu, bertubrukan dengan orang lain merupakan contoh-contoh lainnya yang
mungkin tidak separah supir bus di atas. Saya pernah pula melihat orang
yang sibuk melihat wanita berjalan di sisi jalan ketika sedang
mengendarai motornya lalu menubruk mobil yang berhenti tepat didepannya.
Bukan mata yang salah, tetapi ketika kita tidak mempergunakan mata
dengan baik untuk melihat, itu bisa membawa masalah. Dalam hidup
sehari-hari seperti itu, dalam kerohanian ketidakmampuan untuk melihat
dengan baik pun bisa pula mendatangkan masalah.
Sebuah contoh menarik bisa kita lihat lewat reaksi dari murid-murid
Yesus dan orang-orang Farisi terhadap seorang pengemis buta yang
menunjukkan kebutaan rohani mereka meski mata jasmaninya berfungsi baik
seperti yang tertulis dalam Yohanes 9. Perhatikan reaksi para murid
ketika melihat seorang buta yang bahkan tanpa perasaan bersalah mereka
utarakan kepada Yesus. "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
(Yohanes 9:2). Demikian pertanyaan yang dilemparkan para murid kepada
Yesus. Belum kenal, belum tahu orangnya, belum apa-apa mereka sudah
langsung menuduh bahwa kebutaan itu akibat dosa. Sementara orang Farisi
lebih parah lagi. Mereka lebih mementingkan tata cara dan adat ketimbang
membantu orang lain dan mengasihi. Bukan hanya sampai disitu saja,
mereka bahkan berani-beraninya menuduh Yesus berdosa hanya karena Yesus
menyembuhkan si pengemis buta itu di hari Sabat. (ay 16). Tanpa sadar,
mereka menunjukkan bahwa sesungguhnya merekalah yang buta, yaitu buta
rohani.
Yesus banyak menyembuhkan banyak kebutaan jasmani ketika Dia turun ke
dunia ini. Tapi perhatikanlah bahwa kepedulian terbesar Yesus di muka
bumi ini justru kebutaan rohani. Betapa ironisnya ketika kita
sudah dianugerahkan segala yang sempurna oleh Tuhan, tapi kita tetap
saja buta secara rohani. Ada begitu banyak pemuka agama alias
orang-orang Farisi yang menyelidiki kesembuhan si pengemis buta itu
ternyata tetap tidak mau percaya terhadap Yesus. Mereka malah menuduhNya
berdosa. Bacalah Yohanes 9:13-34 untuk lebih jelasnya. Karena itulah
Yesus kemudian berkata: "Yesus pun kemudian mengatakan kepada
mereka "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa
yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat
melihat, menjadi buta." (ay 39). Lucunya lagi, orang-orang
Farisi tidak juga sadar bahwa mereka buta secara rohani. Mereka merasa
mata rohani mereka paling tajam dan paling awas, sehingga mereka masih
bisa menantang Yesus setelah mendengar kata-kata Yesus tersebut. (ay
40). Dan kembali Yesus menegaskan: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu." (ay 41).
Di kemudian hari Paulus kembali menyinggung perihal kebutaan rohani ini. "Jika
Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk
mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak
melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah." (2 Korintus 4:3-4). `Ini menunjukkan bahwa sebuah kebutaan
rohani bisa menimpa siapa saja, dan akibatnya bisa sangat fatal. Seperti
halnya mata jasmani kita yang walau berfungsi tapi tidak serta merta
membuat kita mampu melihat segalanya, mata rohani pun bisa tetap buta
meski suara hati Tuhan sudah tertulis dengan jelas di dalam Alkitab.
Tuhan ingin mencelikan mata rohani semua manusia agar bisa melihat
kebenaran, namun tidak semua orang mau menerima itu. Sebagian orang
bertindak seperti orang Farisi yang merasa paling alim, paling benar,
paling melihat namun sesungguhnya buta, sebagian lagi seperti
murid-murid Yesus yang merasa diri sudah aman sehingga menganggap mereka
berhak menuduh atau menghakimi orang dengan begitu mudahnya. Ada banyak
yang tetap menolak kebenaran Firman meski Tuhan sudah berulang kali
mengetuk pintu hati mereka.
Jika kita mundur ke belakang, kita bisa pula menemukan Pemazmur mengatakan: "Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh."
(Mazmur 119:130). Firman hanya bisa memberi terang dan pengertian
kepada orang apabila firman itu tersingkap. Jika tidak, maka kita tidak
akan bisa menangkap maknanya dan akan seterusnya buta secara rohani,
meski firman itu sudah kita baca dengan mata kepala sendiri atau malah
sudah kita kenal betul bunyinya. Itu bisa bahkan sering terjadi di
kalangan orang percaya sekalipun. Paulus juga mengatakan: "Tetapi
pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian
lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat
menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka
membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi
apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil
dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ
ada kemerdekaan." (2 Korintus 3:14-17).
Roh Kudus siap menyingkapkan segala rahasia atau kunci Kerajaan Allah
dan memberi kemerdekaan kepada kita, mencelikan mata rohani kita yang
tadinya buta untuk kemudian dapat melihat. Namun semuanya tergantung
kita, apakah kita mau menerima anugerah itu atau menolaknya, apakah kita
mau mempergunakan kemampuan mata rohani kita dengan baik atau mau terus
meleng dari semua itu. Kedatangan Kristus turun ke dunia membawa
kerinduan Tuhan untuk memberi kesembuhan atas kebutaan rohani. Jangan
sia-siakan kesempatan yang sudah dibuka Tuhan itu bagi kita.Milikilah
mata rohani yang berfungsi dengan benar.
Firman Tuhan memberi terang dan pengertian dan mencelikan kebutaan rohani
Kamis, 18 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar