skip to main |
skip to sidebar
Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban
terlalu berat, atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau
berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan.
Bersikaplah apa adanya. Bila kita kesulitan, jangan tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain.
Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama, yaitu
keakraban di antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain
saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam
kejujuran dan terus terang.
Kepura-puraan itu bagaikan bunga
mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi.
Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja
menyukainya. Mengapa ? Karena ada detak kehidupan alam disana.
Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura
sama saja membohongi hidup itu sendiri. Kita bisa memilih untuk hidup
apa adanya, dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau, hidup
berpura-pura dalam dunia ilusi.
Di dalam Alkitab, lambang
kehidupan yang tidak berpura-pura tetapi apa adanya adalah roti tidak
beragi. Firman Tuhan selalu mengajarkan kepada kita agar kehidupan kita
seperti roti tidak beragi yaitu apa adanya, tidak dibuat dibuat dan
hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Jangan seperti Roti yang
beragi yang kelihatannya cantik diluar namun isinya kosong dan penuh
kepalsuan.
0 komentar:
Posting Komentar