Rabu, 15 Januari 2014

ESTAFET

Mazmur 78: 1-8
Kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. (Mazmur 78:4).

Pada waktu masih SD, kami sering mengikuti lari estafet di sekolah. Biasanya, kami akan dibagi menjadi 2 tim dan masing-masing tim mendapat sebuah tongkat. Pelari pertama harus berlari membawa tongkat tersebut dalam jarak tertentu, kemudian tongkat tersebut harus dioperkan kepada pelari ke-2. Demikian seterusnya sampai pelari terakhir. Siapa yang lebih dahulu sampai garis akhir dengan membawa tongkat tersebut dinyatakan sebagai pemenang.

Prinsip lari estafet ini pun sesungguhnya juga berlaku di dalam kehidupan kita. Di mana kita telah mengenyam kebaikan dan kasih Tuhan. Dia adalah Tuhan yang setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Perbuatan-perbuatan ajaib telah dilakukannya sejak dahulu dan kita pun mengalaminya. Pemazmur tahu bagaimana ia harus meneruskan "tongkat estafet" kepada generasi berikutnya (Mzm. 78:2-4). Tujuannya adalah supaya perbuatan Tuhan dikenal dari generasi ke generasi (Mzm. 78:6).

Pemazmur tidak mau berdiam diri. Perbuatan Tuhan yang ajaib membuatnya tidak bisa diam. Ia ingin perbuatan Tuhan dapat dikenang dan dikenal dari generasi ke generasi. Olehnya karya abadi itu menjadi berarti bagi setiap pribadi.

Apakah kita mempunyai sikap yang sama dengan pemazmur? Seberapa sering perbuatan-perbuatan.Tuhan telah kita ceritakan kepada orang di sekitar kita atau di keluarga kita sendiri? Sangatlah menolong bagi orang yang belum mengenal Yesus untuk mengenal kebaikan dan keajaiban Tuhan melalui cerita yang kita sampaikan kepada mereka. Sangatlah mudah pula bagi anak-anak kita untuk mengenal gambaran mengenai bagaimana pribadi Allah yang kita sembah, kasih dan kuasa-Nya, serta karya Roh Kudus melalui kesaksian-kesaksian kita tentang perbuatan-perbuatan-Nya yang dilakukan dari dahulu sampai sekarang.

Jikalau Anda pribadi yang murah hati dan rindu melihat orang lain serta keluarga kita mengalami kebesaran Tuhan, jangan genggam "tongkat estafet" pengenalan akan Allah untuk diri sendiri. Operkan kepada orang lain dan biarkan berlari dan mengalaminya juga.

HATI YANG PALING BERHARGA ADALAH HATI YANG MAU BERBAGI KEBAIKAN TUHAN PADA ORANG LAIN DAN MEMBIARKAN ORANG LAIN MENGECAPNYA JUGA

0 komentar:

Posting Komentar