Mazmur 78: 1-8
Kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak
mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian
puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib
yang telah dilakukan-Nya. (Mazmur 78:4).
Pada waktu masih SD, kami sering mengikuti lari estafet di sekolah.
Biasanya, kami akan dibagi menjadi 2 tim dan masing-masing tim mendapat
sebuah tongkat. Pelari pertama harus berlari membawa tongkat tersebut
dalam jarak tertentu, kemudian tongkat tersebut harus dioperkan kepada
pelari ke-2. Demikian seterusnya sampai pelari terakhir. Siapa yang
lebih dahulu sampai garis akhir dengan membawa tongkat tersebut
dinyatakan sebagai pemenang.
Prinsip lari estafet ini pun
sesungguhnya juga berlaku di dalam kehidupan kita. Di mana kita telah
mengenyam kebaikan dan kasih Tuhan. Dia adalah Tuhan yang setia dan
tidak pernah meninggalkan kita. Perbuatan-perbuatan ajaib telah
dilakukannya sejak dahulu dan kita pun mengalaminya. Pemazmur tahu
bagaimana ia harus meneruskan "tongkat estafet" kepada generasi
berikutnya (Mzm. 78:2-4). Tujuannya adalah supaya perbuatan Tuhan
dikenal dari generasi ke generasi (Mzm. 78:6).
Pemazmur tidak
mau berdiam diri. Perbuatan Tuhan yang ajaib membuatnya tidak bisa diam.
Ia ingin perbuatan Tuhan dapat dikenang dan dikenal dari generasi ke
generasi. Olehnya karya abadi itu menjadi berarti bagi setiap pribadi.
Apakah kita mempunyai sikap yang sama dengan pemazmur? Seberapa sering
perbuatan-perbuatan.Tuhan telah kita ceritakan kepada orang di sekitar
kita atau di keluarga kita sendiri? Sangatlah menolong bagi orang yang
belum mengenal Yesus untuk mengenal kebaikan dan keajaiban Tuhan melalui
cerita yang kita sampaikan kepada mereka. Sangatlah mudah pula bagi
anak-anak kita untuk mengenal gambaran mengenai bagaimana pribadi Allah
yang kita sembah, kasih dan kuasa-Nya, serta karya Roh Kudus melalui
kesaksian-kesaksian kita tentang perbuatan-perbuatan-Nya yang dilakukan
dari dahulu sampai sekarang.
Jikalau Anda pribadi yang murah
hati dan rindu melihat orang lain serta keluarga kita mengalami
kebesaran Tuhan, jangan genggam "tongkat estafet" pengenalan akan Allah
untuk diri sendiri. Operkan kepada orang lain dan biarkan berlari dan
mengalaminya juga.
HATI YANG PALING BERHARGA ADALAH HATI YANG
MAU BERBAGI KEBAIKAN TUHAN PADA ORANG LAIN DAN MEMBIARKAN ORANG LAIN
MENGECAPNYA JUGA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar