Amsal 3:13-14
=====================
"Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh
kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya
melebihi emas."
Dalam
persepsi dunia, kekayaan harta dipercaya mampu menjamin kebahagiaan dan
kemakmuran. Gaya hidup hedonisme yang banyak dianut oleh orang-orang
berada di kota besar berpusat pada pandangan untuk mengejar kesenangan
atau kenikmatan sebanyak mungkin lewat segala hal yang ditawarkan dunia.
Untuk itu jelas uang merupakan sumber yang sangat krusial, karena
kesenangan atau kebahagiaan dunia itu tidak akan pernah bisa diakses
tanpa modal harta. Jadi kalau tidak ada uang, kesenangan atau
kebahagiaan pun mereka percaya tidak akan bisa mereka peroleh. Tidak
heran jika ada banyak orang yang tidak ada habisnya mati-matian menumpuk
harta dengan berbagai cara, baik lewat bekerja nonstop dan
menomorduakan keluarga dan melakukan berbagai bentuk kecurangan seperti
korupsi, penipuan dan lain sebagainya.
Dunia boleh saja mengagungkan harta sebagai sumber kebahagiaan, tapi
penulis Amsal justru mengajarkan hal yang sama sekali berbeda.
Dikatakan, "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang
memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak,
dan hasilnya melebihi emas." (Amsal 3:13-14). Bukan harta, bukan
emas dan perak, tapi hikmat. Hikmat ini dikatakan jauh lebih bernilai
dibandingkan harta, karenanya inilah yang harus kita prioritaskan lebih
dari sekedar menimbun harta duniawi.
Hal ini mungkin agak sulit kita cerna karena kita sudah terlalu terbiasa
diajarkan oleh dunia mengenai harta sebagai sumber kebahagiaan. Mengapa
kita harus mementingkan hikmat? Bukankah tanpa harta kekayaan kita akan
sulit hidup layak? Tentu saja mencari nafkah hidup itu penting. Tuhan
sendiri tidak pernah menyuruh kita untuk bermalas-malasan. Kita memang
diharuskan untuk bekerja. Sebegitu kerasnya sehingga dikatakan: "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
(2 Tesalonika 3:10). Namun itu bukanlah segalanya. Kita tidak boleh
menomorduakan Tuhan, karena selain semuanya pada akhirnya akan sia-sia,
kita pun akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh hikmat.
Salomo merupakan orang terkaya baik di jamannya dan Alkitab pun sudah
mengatakan bahwa tidak ada satu orang pun yang akan sanggup menyamai
kekayaan Salomo. Tapi kita juga tahu bahwa Salomo tersohor karena
hikmatnya, sesuatu yang ia peroleh dari Tuhan atas permintaannya
melebihi hal lainnya. Kita akan membahas hal tersebut dalam kesempatan
berikut. Lewat pengalamannya sendiri, Salomo sudah menguraikan
manfaat-manfaat yang bisa kita peroleh dari hikmat seperti yang tertulis
dalam Amsal 2. Apa saja? Mari kita lihat satu persatu keuntungan yang
bisa kita miliki lewat hikmat berikut ini:
- kita akan memperoleh pengertian yang benar tentang takut akan Tuhan (ay 5)
- kita bisa lebih mengenal Allah (ay 5)
- hikmat menjadikan kita orang jujur, tidak bercela, adil dan setia (ay 7-8), sehingga
- dengan demikian kita mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. (ay 7-8)
- memampukan kita untuk mengerti tentang apa yang adil, jujur, baik dan benar(ay 9)
- hikmat mendatangkan kebijaksanaan dan pengetahuan (ay 11)
- kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat (ay 12)
- menguatkan kita agar tidak gampang terjebak nafsu kedagingan (ay 16)
Jika melihat semua ini, kita pun akan menyadari bahwa ternyata ada
begitu banyak manfaat yang bisa kita peroleh lewat hikmat, yang jelas
berguna bagi kita sebagai bekal untuk menjalani hidup sampai akhir dan
memperoleh mahkota kehidupan sebagai pemenang. Itu jelas lebih dari
harta yang sifatnya fana dan hanya berlaku sementara saja. Mungkin
kebahagiaan bisa kita rasakan dengan kenikmatan hidup yang akan bisa
diakses dengan adanya uang, tapi itu adalah sesuatu yang hanya sementara
saja. Bahkan dari pemahaman keliru itu kita bisa terjebak dalam begitu
banyak hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan dan dengan demikian
membuat kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang jauh
lebih besar yang sudah Tuhan sediakan bagi kita.
Lantas bagaimana kita bisa memperoleh hikmat? Salomo pun sudah memberikan caranya. "jikalau
engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti
mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang
takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah
yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan
kepandaian." (ay 4-6). Lihatlah bahwa hikmat bukanlah seperti
durian runtuh yang jatuh dari langit begitu saja, bukan pula pembawaan
lahir, bukan sesuatu yang berlaku hanya bagi sebagian orang beruntung
saja, namun semua itu berasal dari Tuhan dan untuk mendapatkannya
dibutuhkan usaha sungguh-sungguh serta keseriusan kita. Lihatlah bahwa ada hubungan atau keterkaitan antara anugerah dari Tuhan dan upaya dari kita sendiri untuk memperoleh hikmat. Jika kita lihat dalam Perjanjian Baru, disana kembali ditegaskan bahwa hikmat ini adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. "sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3) Tapi untuk memperolehnya dibutuhkan upaya kita yang serius. Yakobus mengatakannya demikian: "Tetapi
apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan
murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan
diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Lalu Yakobus pun memberikan
tips lebih lanjut untuk bisa memperoleh hikmat, yaitu dengan memintanya
dalam iman dan percaya. (ay 6). Ini artinya, tanpa iman dan keyakinan
teguh, niscaya hikmat tidak akan bisa kita peroleh.
Tuhan siap, bahkan rindu untuk menganugerahkan hikmat kepada
anak-anakNya. Dia sangat rindu untuk melengkapi anak-anakNya dengan
bekal yang cukup untuk melewati hari-hari yang sulit, sehingga semua
anakNya akan mampu mencapai garis akhir dengan baik, menjadi pemenang
dengan gemilang dan memperoleh mahkota kehidupan seperti yang Dia
janjikan. Tanpa hikmat kita akan kesulitan untuk hidup lurus dan bisa
menyerah di tengah jalan. Akibatnya kita pun kehilangan hak kesulungan
kita dan berakhir di ujung yang salah. Betapa pentingnya hikmat bagi
kehidupan kita. Oleh karena itu kejarlah hikmat dan terimalah semua
berkat dan janji Tuhan.
Tuhan memberkati dan melindungi setiap orang yang memiliki hikmat
Jumat, 24 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar