Titus 3:14
================
"Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang
baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup
mereka jangan tidak berbuah."
Seorang
pianis senior yang saya kenal dekat menceritakan bagaimana prosesnya
berlatih menjadi hebat. Ia mulai menyentuh piano di usia 6 tahun. 7
tahun setelahnya ia berguru kepada seorang maestro besar di Surabaya,
dan kemudian melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Di salah satu
sekolah musik paling ternama di dunia itu ia hanya membutuhkan waktu 2
tahun untuk meraih gelar sarjana musiknya. Kemudian ia kembali ke tanah
air dan aktif sebagai pengajar. Disela-sela kegiatan mengajarnya ia pun
masih menyempatkan diri untuk tampil di berbagai pentas. Sudah sehebat
itu, kita tentu berpikir bahwa ia rasanya tidak lagi perlu untuk
belajar. Tapi ternyata hingga hari ini pun ia masih rajin berlatih.
Bukan saja agar jari-jarinya tidak menjadi kaku di atas tuts piano,
tetapi juga terus belajar hal-hal baru. Ia bahkan belajar menggunakan
alat-alat musik lainnya. "Ilmu itu kalau tidak diupdate akan membuat
semua talenta dan usaha selama ini menjadi sia-sia." katanya ringan. Apa
yang ia katakan itu benar. Sehebat apapun kita saat ini, kita harus
terus mengupdate ilmu dan kemampuan kita di bidang apapun kita berada
saat ini. Life is a learning process, dan kalau kita berhenti belajar,
itu artinya hidup pun berhenti sampai disitu.
Mulai dari bayi kita sudah mengalami proses pembelajaran. Diawali dengan
belajar merangkak, belajar duduk, kemudian belajar bicara. Lalu masuk
playground, taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, kuliah, lalu ada yang
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ditengah-tengah proses
pendidikan formal kita pun belajar banyak hal lagi, seperti tata krama,
sopan santun dan tentu saja terus belajar untuk lebih mengenal hati Bapa
lewat Firman-FirmanNya. Semakin banyak ilmu yang kita miliki, semakin
banyak yang kita ketahui, semakin besar pula kesempatan kita untuk
sukses, tentu saja jika kita tidak menyia-nyiakannya dan
mempergunakannya dengan baik, untuk melakukan hal-hal yang baik.
Sangatlah menarik ketika melihat ayat yang saya ambil sebagai bahan
renungan hari ini. Dalam suratnya kepada Titus Paulus mengatakan: "Dan
biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik
untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka
jangan tidak berbuah." (Titus 3:14). Ayat ini mengingatkan kita
untuk belajar melakukan pekerjaan yang baik, dan untuk melakukan
pekerjaan yang baik itu kita perlu terus belajar. Seperti layaknya
segala sesuatu dalam hidup butuh proses, kita pun perlu melatih diri
kita agar bisa semakin terbiasa untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
baik. We have to learn to apply ourselves to good deeds. Itu
adalah sesuatu yang butuh dilatih dan dipelajari, butuh proses dan
membutuhkan waktu secara kontinu. Dan Titus mengatakan bahwa itulah yang
membuat kita bisa berbuah. Sebaliknya unculvitated and unfruitful life pun menjadi bagian dari orang-orang yang mengabaikan pentingnya hal tersebut.
Dalam beribadah pun diperlukan latihan. Kita tidak bisa malas-malasan
dan menunggu sampai Tuhan langsung menyulap roh kita untuk menjadi roh
yang taat dalam sekejap mata dengan instan. Tuhan bisa melakukan itu,
tapi itu tidak mendidik, sehingga cara demikian bukanlah cara yang
disukai Tuhan. Melalui serangkaian peristiwa, kejadian, nasihat atau
teguran orang lain dan sebagainya, baik yang indah maupun lewat
penderitaan dan kesulitan, Tuhan siap memberi pelajaran bagi kita untuk
lebih dekat lagi kepadaNya. Inilah yang dikatakan Paulus lewat suratnya
kepada Timotius. "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b). Train yourself toward godliness. keep yourself spiritually fit. Training dan fit,
itu terdengar seperti latihan kebugaran alias olah raga, dan memang
seperti itulah adanya. Jika sebuah latihan fisik yang penting untuk
menjaga kebugaran kita membutuhkan sebuah proses yang tidak singkat,
apalagi sebuah ibadah yang akan berguna jauh lebih banyak. Seperti
itulah kata Paulus selanjutnya. "Latihan badani terbatas gunanya,
tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji,
baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (ay 8).
Lantas perhatikan pula bagaimana Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk
mengajarkan firman Tuhan kepada keturunan mereka secara terus menerus
dan berkesinambungan. "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau
duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 6:6-7).
Berulang-ulang itu berbicara mengenai sebuah proses yang
berkesinambungan. Apabila untuk kita yang sudah dewasa saja belajar
masih merupakan hal yang sangat penting, apalagi buat anak-anak kita di
masa pertumbuhan mereka. Dunia yang mereka huni sekarang bukanlah sebuah
dunia yang mudah dan selalu bersahabat. Ada kalanya dunia ini kejam dan
ada kalanya pula terdapat banyak jebakan di dalamnya. Bahkan kita
sering merasa bahwa semakin lama dunia ini semakin dingin, kaku dan
tidak bersahabat. Kejahatan dan penyesatan ada dimana-mana. Jika
anak-anak kita tidak mengetahui apa-apa tentang kebenaran, setiap saat
mereka bisa terjerumus ke dalam kebinasaan bahkan sejak masa kecilnya.
Oleh karenanya kita harus mampu terus menanamkan firman Tuhan secara
terus-menerus kepada mereka, baik lewat pengajaran maupun contoh
keteladanan. Semua ini akan menjadi bekal yang sangat berharga buat
mereka. Tapi itu tidak bisa kita lakukan hanya dalam sekejap saja. Dan
jangan lupa, semuanya harus melalui serangkaian proses yang dilakukan
secara kontinu.
Bagi pianis senior di atas, belajar merupakan sebuah proses yang membuat
hidup menjadi menarik. Menjalani proses memang seringkali tidak mudah.
Ada kalanya kita mengalami kesulitan dalam prosesnya, bahkan ada
saat-saat dimana kita harus rela mengalami penderitaan. Ada kalanya kita
harus berjuang melawan rasa malas, jenuh atau sejenisnya. Tapi itulah
bagian dari kehidupan yang harus kita sikapi dengan proses. Tetaplah
berpegang teguh kepada Tuhan, tetaplah berusaha, tetaplah belajar dan
jangan lupa tetaplah penuhi diri kita dengan ucapan syukur. Firman Tuhan
berkata "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Di balik kelemahan
dan keterbatasan kita sebagi manusia, Tuhan akan selalu memberi kelegaan
dan kekuatan atas kita. Jika demikian, apa yang harus kita lakukan
adalah terus bertekun melatih diri dan terus belajar untuk semakin
mengenal, mengerti dan melakukan Firman Tuhan secara lebih mendalam
lagi. Tuhan selalu mendorong semua anak-anakNya untuk terus belajar
mengenai hal-hal yang bisa meningkatkan kualitas hidup di dunia, tapi
juga terutama belajar untuk mengenalNya lebih lagi dan mengetahui apa
yang menjadi rencana dan kehendakNya dalam kehidupan kita. Yesus
mengingatkan kita untuk terus menyempurnakan diri hingga bisa menyerupai
kesempurnaan Bapa. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
(Matius 5:48). Dan hal ini tidak akan bisa kita capai hanya dalam
sekejap mata saja. Karenanya marilah kita terus tekun dalam belajar.
Berbuat baik pun merupakan sesuatu yang harus dilatih. Masih ada banyak
yang belum kita ketahui. Teruslah upgrade diri kita dalam segala hal kalau kita mau terus mengalami pertumbuhan baik dalam pengetahuan, keahlian maupun iman.
Life is a learning process. When you stop learning, life stops right there
Jumat, 24 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar